JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Kebijakan Publik, Yanuar Nugroho melihat aksi demonstrasi yang terjadi Senin (25/8/2025) sebagai bentuk kekecewaan publik. <br /> <br />Ada suasana batin yang tidak nyaman di tengah tekanan hidup berat, pengangguran, banyak orang di-PHK. Sementara elit justru mengatakan semua baik-baik saja. Padahal, kepercayaan publik harus dibangun. <br /> <br />"Disconnected. Kemudian orang menyuarakan kemarahan. Ini seperti bensin tinggal disulut api, kemudian jadi," katanya. <br /> <br />Guru Besar Komunikasi Politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto sepakat adanya keterputusan antara rakyat dengan para wakil rakyat. <br /> <br />Banyak hal yang tidak bisa diterima masyarakat namun tidak terkonfirmasi dalam banyak hal. Perlu tokoh pemersatu yang belum muncul sampai sekarang. <br /> <br />"Terlihat dari rangkaian peristiwa yang kemudian memuncak. Peristiwa itu pernah terjadi di tahun 1998. Ini menunjukkan bahwa fenomena itu harus jd pesan kuat. Mengabaikan opini publik, bisa jadi sinyal buruk," ungkapnya. <br /> <br />Bagaimana menurut Anda? <br /> <br />Saksikan selengkapnya di kanal youtube KompasTV di sini: https://youtu.be/VJdHwKFylYE <br /> <br /> <br />#dpr #tunjangan #demo <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/614086/demo-tunjangan-dpr-pengamat-sebut-ada-kekecewaan-publik-satu-meja
